BIOGRAFI GALILEO GALILEI


BIOGRAFI GALILEO GALILEI

Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
Galileo galilei adalah penumenu hukum benda jatuh, hukum bandul, dan hukum gerak yang kemudian dirimuskan oleh Isaac Newton. Penemuan lainnya adalah thermometer, teleskop (teropong bintang), dan teori matematika gerak parabola.
Galileo Glalilei lahir di Pisa, Italia, pada 15 Februari 1564. Ayahnya bernama Vincenzo Gelilei (1520-1591), seorang ahli music dan matematika. Mereka hisup dalam keadaan miskin.
Galileo mnerima pendidikan pertamanya di sebuah biara di dekat Florence. Sang ayah sebenarnya berharap anaknya kelak menjadi seorang dokter karena gajinya besar, berpuluh-puluh kali gaji seorang ahli matematika. Oleh karena itulah pada tahun 1581, dalam usia 17 tahun, Galileo msauk jurusan Kedokteran Universitas Pisa. Namun, Galileo bosan kuliah kedokteran. Dia lalu mempelajari matematika dari Cosimo de Midici seorang guru
si istana Tuscan.

Ketika manjadi mahasiswa kedokteran, Galileo justru melakukan penelitian di bidang yang lain. Dia menemukan sebuah lampu gantung yang bergoyang dan memperhatikan bahwa waktu yang diperlukan lampu itu untuk ayunannya adalah tetap sama, bahkan bila kecepatan ayunan lampu itu bertambah dengan cepat. Dia kemudian melakukan percobaan terhadap benda-benda tertentu dan mendapati bahwa benda-benda itu juga mengalami hal yang sama. Hal inilah yang mengingatkan dia terhadap prinsip pendulum.
Dari penemuan tersebut Galileo menemukan alat untuk mengukur waktu yang menurut para dokter dapat digunakan untuk mengukur denyut nadi pasien. Christian Huygens kemudian mengambil konsep ayunan pendulum itu untuk membuat jam pendulum.
Galileo kembali ke Florence dan memulai karirnya sebgau penulis. Karya mengenai neraca hidrostatik (1586) dan pusat gaya berat benda (1589) membuat namnya terkenal seluruh Italia. Hasilnya , dia diangkat menjadi dosen di Universitas Pisa, kemudian dia menjdi guru besar matematika di Universitas Padu pada 1952.
Setelah meninggalkan kulah kedokteran, Galileo kembali ke Florence 1985. Di sana dia sibuk mempelajari karya-karya Euclid dan Archimedes. Bahkan, dia memperluas karya Archimedes tentang hidrostatik dengan menciptakan keseimbangan hidrostatik, suatu alat yang dirancang untuk mneugkur berat jenis benda. Hasilnya, setahun kemudian Galileo menerbitkan suatu tulisan yang menjelaskan penemuannya yangmenentukan gravitasi tertentu denda dengan mamasukkannya ke dalam air. Dia berhasil mematahkan teori dari Archimedes.
Galileo kemudian memimpin eksperimen tentang benda-benda yang jatuh. Jauh sebelumnya Aristoteles telah menyatakan bahwa benda yang lebih berat seharusnya jatuh lebih cepat dari pada benda yang lebih ringan. Dalam percobaan itu Galileo menguji pernyataan Aristoteles dengan memanjat menara pisa. Dia lalu menjatuhkan benda dengan berat yang sama. Maka, Galileo pun mematahkan teori dari Aristoteles. Bahkan, hukum laju keceptan ini kemudian membatu Issac Newton dalam menemukan hukum gravitasi.
Galileo juga menunjukkan kecakapannya dalam astronomi ketika pada tahun 1604 sebuah supernova tiba-tiba muncul dan menjadi berita hangat. Dia memperkirakan benda ini lebih cepat dari pada planet-planet. Bahkan, dia menunjukkan bahwa supernova itu mamatahkan teori Aristoteles tentang “surge yang sempurna dan tidak dapat berubah”.
Tidak semua eksperimen Galileo dapat berhasil dengan baik. Beberapa percobaan yang dilakukannya tidaklah seperti yang diharapkan. Dia pernah mencoba menentukan kecepatan kilat dengan menempatkan suatu alat bantu disebuah bukit, sedangkan dirinya berdiri diatas bukit yang lain dan menghitung kilat yang menyambar di bukit itu. Dia gagal karena puncak bukit itu terlalu dekat untuk melakukan perhitungan.
Namun, pada 1593, Galileo berhasil menemukan salah satu alat ukur yang dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan, yaitu thermometer. Thermometer temuan Galileo ini terdiri dari sebuah gelembung udara yang dapat membesar atau mengecil karena perubahan temperature sehingga dapat menyebabkan lebel air naik atau turun. Meskipun alat ini tidak akurat karena tidak menghitung perubahan tekanan udara, tetapi alat ini menjadi pelopor perkembangan alat-alat canggih.
Ironisnya penemuan Galileo yang terkenal, yaitu teleskop bukanlah temuannya. Pada 1608, Hans Lippershey, seorang ahli optic dati Denmark, menemukan teleskop. Sayangnya, Lippershey tidak bersedia menerima patannya.
Pada 1613, Galileo menerbitkan sebuah buku yang mana pertama kalinya dia memberikan bukti dan pembelelaannya secara terbuka tentang bentuk system tata surya yang terlebih dahulu dikemukakan Nicolaus Copernicus. Bumi yang terletak di tengah alam semesta seperti yang ada dalam rancangan Ptolemeus, kata Copernicus, hanyalah salah satu planet yang mengelilingi matahari.
Pada akhirnya gereja katolik mengakui bahwa menghukum Galileo adalah sebuah kesalahan. Kelak vatikan mengeluarka dua perangko Galileo sebgai wujud penyesalah terhadap perlakuan yang keliru terhadapnya.
Gereja juga kemudia lebih focus dengan astronomi. Sebuah obeservatorium astronomi Vatiakn yang pertama kali akhirnya didirikan pada 1789 di sebuah gedung yang masih berdiri dekat istana Kepausan. Observatorium ini bernama menara angin.
Pada 1891, Paus Leo XIII, dalam upaya mengatasi persepsi bahwa gereja tidak terlalu mendukung sains, mendirikan satu lagi Observatorium astronomi di sebuga bukit di belakang Basilika Santo Petrus. Namun, observatorium ini ditinggalkan pada 1930-an karena polusi lampu dari kota roma menghalangi penelitian bintang. Lalu, sebuah observatorium vatikan yang baru dengan memakai teleskop-teleskop buatan Jerman didirikan di Castelgandolfo di bukit Alban, sekira 25 km sebelah tenggara kota roma.
Perluasan wilayah dan semakin ternagnya langit roma pada waktu malam memaksa para astronom vatikan untuk pindah ke lokasi yang lebih tinggi agar tidak terlalu terganggu oleh polusi. Maka pada 1981, mereka memilih sebuah puncak gunung di dekat Tuscon, Arizona, AS. Di sinilah Teleskop Vatikan yang lebih masju dibangun pada 1993, dilengkapi dengan satu cermin baru buatan AS setinggi 1,8 meter.
Pad 8 Januari 1642, Galileo Galilei meninggal dunia di Arcetri, Italia. Dia menghembuskan napas terkhir pada usia 78 tahun dalam keadaan buta dan menderita demam. Galilei dimakamkan di Florence.

Penantian Ku


  ni ceritaku, apa ceritamu,,,,,
                                                                          
Huuuh,,, indahnya pagi ini hehe matahari sudah keluar dari peristirahatannya, aku pun begitu,,, huaaam masih ngantuk dikit tapi gak papa lah.. udah saatnya beraktivitas. Sekarang waktunya untuk mandi, berhubung aku lagi datang bulan jadi aku ndak bangun subuh-subuh buat sholat.
Duh kayaknya Widia juga masih sibuk tidur tuh,,, lagi mimpi indah kali ye makanya masih molor hihihi,,,
“woi! uras juluk batur, wah tengari ne”sambil gosok-gosok mata.
“aok nengke juluk, masi ngantok mne Cin, gne ngumbe se ngurasang ite? Jawab Widia dengan nada sedikit kesal, (dalam hati) “huhh ganggu aja anak yang satu ne’’
“yowes kalo dak mau bangun, aq mandi dulu ya,,” jawabku seraya melangkah menuju kamar mandi.
“oq, alo wah” kemudian tertidur kembali.
Oya lupa kenalan , namaku Cinta, aku tinggal di sebuah kos-kosan gak jauh dari sekolahku. aku tinggal bersama seorang temanku, namanya Widia, dia orangnya cantik dan manis.
Asiknya udah selesai mandi,, seger. Kebetutulan hari ini minggu jadi gak ada kerjaan, sebenarnya sih ada, aku belum cuci pakaian, tapi males ah,,, ntar aja dah lok udah agak siangan. Maklumlah  aku ini kan orangnya agak pemalas jadi hehehehe abot nyuci, mending pergi ke sekolah soalnya hari ini azhari(cowok incaran ku) lagi latihan basket, gak sabar pengen liat dia.
Semenjak kenal dengan Azhari, datang ke sekolah minggu pagi jadi rutinitasku, because dengan begitu aku bisa sepuasnya melihat Azhari, meskipun dari jarak jauh dan sembunyi-sembunyi, hehehe gak apa-apa lah yang penting kan bias ngliat cowok pujaan ku. Aku udah cukup lama kenal dan dekat sama dia tapi dia gak pernah ngeliat rupa ku, Cuma aku aja yang pernah ngliat dia. Selama ini kita dekatnya Cuma lewat handphone aja, katanya sih dia penasaran pengen liat aku, tapi aku malu kalo ketemu secara langsung sama dia.
Aku kenal sama Azhari gara-gara waktu itu ada teman kos sebelah yang nelpon ke nomernya Widia waktu itu aku gak punya handphone, jdi kalo mau apa-apa aku pinjem handphonenya Widia. Trus setelah lama ngobrol akhirnya Widia ngasih aku ngomong sama anak yang nelponnya itu, gak lama kemudian kita kenalan. Hehehe iseng-iseng sih sebenarnya pengen nyari cowok, mumpung ada yang mau kenalan jadinya aku ladenin aja. Setelah beberapa lama akhirnya aku beli kartu dan ada yang minta nomer ku, namanya Alex, aku bacain aja, taunya ada orang lain juga yang ngambil nomer ku. Dia langsung sms, aku fikir itu Alex tapi ternyata bukan dia. Teman-temannya memanggilnya dengan nama gayus, aku gak tau maksudnya. Tapi dari pada kesepian aku terima aja dia sebagai teman baru. Kita sering smsan ternyata namanya Azhari, aku cukup dekat sama dia, begitupun dengan Alex. Waktu itu aku lagi dalam tahap pendekatan dengan Alex jadi aku sering cerita-cerita sama Azhari sekalian nanyain Alex hehehe.
Singkat cerita, hubungan ku dengan Alex sedikit renggang semenjak kehadiran Azhari yang semakin hari semakin dekat dengan ku. Alex sering menanyakan kabarku tapi aku jarang memperdulikan sms darinya.
Hmmmm aku jadi penasaran dengan cowok yang namaya azhari ini, pengen banget ngeliat dia, kayak apa sih orangnya. Tapi yang jelas kayak gue donk, namanya juga orang bukan hewan. Katanya dia juga penasaran dengan rupaku, dia pengen ngeliat aku.
Suatu hari, kalo gak salah waktu itu hari minggu, dia bilang ama aku “kalo mau ngeliat aku,datang aja ke sekolah. Ntar sore aku latihan basket, pake baju merah dengan nomer punggung 15, itu dah aku” katanya. Dengan gugup dibarengi rasa penasaran, aku menunggu di depan pintu kelas.
“duh kayaknya ada yang kelupaan ni di kos” gumamku dalam hati, dan sambil berlari aku menuju derbang sekolah, dan,,,,
“astaga! Ada anak cowok lewat di depan mata ku pake baju merah dengan nomer punggung 15” aku terkejut, mataku terbelalak memandangnya, smbil berbisik dalam hati “inikah Azhari yang aku kenal selama ini, oh ternyata dia begitu tampan”.
Dada ku terus bergejolak, nafasku sesak. Oh Tuhan apa yang tengah terjadi kenapa aku tiba-tiba seperti ini. Apa karena barusan aku ngeliat Azhari lewat. Sesampai di kos, detak jantungku masih tidak beraturan, semakin ku ingat wajahnya Azhari semakin kencang pula detak jantungku ini. Dan dari kejadian ini aku bisa mengambil kesimpulan bahwa aku telah jatuh hati pada Azhari, dan ini pertama kalinya aku jatuh hati pada pandangan pertama. Sungguh menyenangkan memang juga menegangkan.
Dan pada hari-hari berikutnya, pikiranku selalu terfokus pada satu orang yaitu Azhari, setiap aku bangun tidur bayangannya terus-terusan mengusik pikiranku. Menari-nari indah di otak kecilku ini. Menyenangkan memang, tapi agak tersiksa juga sih gara-gara rindu yang terus bersarang di benakku. Hmmm kapan lagi ya aku bisa ketemu sama dia, gak sabaran nih.
Keesokan harinya,
(di sekolah) “Cin, ke kantin yuk! Laper nih” ajak Widia
“ea ni laper” sambut salah seorang teman.
“ea dah yuk kita ke kantin, gue juga nih”. (Dalam hati) “heehehe sekalian ngeliat AzhariJ
Kami langsung menuju kantin, dan hufft,,, ternyata sesuai keinginan ku, Azhari ada di sana, lagi makan juga,, ahaiii akhirnya aku bisa liat dia juga, wahhh dia kliatan coolJ.
Tapi sayang dia gak tau aku itu yang mana, coba aja dia tau mungkin di tegur aku. Gak masalah dah lagi pula belum saatnya dia melihatku.
“husstt!! jangan ngelamun aja Cin, siapa sih yang kmu liat?” tegur Widia yang melihatku tertegun sendiri. “astaga! Maaf aku gak sengaja, lasingan barusan ada Azhari di sana heehe” jawabku dengan sedikit malu.
“owch,, Azhari, kirai siapa. Kamu suka ya sama Azhari? Aku perhatiin akhir-akhir ini kamu sering nyebut-nyebut nama Azhari” goda Widia
“sok tau lu Wid, siapa juga yang suka sama Azhari, aku sama dia Cuma teman biasa aja” jawabku lirih. Meskipun sebenarnya kataku tadi tidak sama seperti apa yang ada dalam hatiku. Tapi kayaknya AnisWidia udah curiga sama tingkahku beberapa hari terakhir ini.
Sejak aku bertemu dengan Azhari beberapa hari yang lalu, aku jadi rajin sms dia. Tiada hari tanpa smsnya. Dan setelah beberapa lama akhirnya dia bertemu dengan kami, hari ini dia pergi ke warung dekat kos, kayaknya sih mau belanja. Dan kebetulan kami juga mau kesana belanja, jadinya ketemu deh. Dan dia nanya, aku itu yang mana. Soalnya diantara kami berempat hanya Anis yang di kenalnya, karena Anis ikut ekskul basket di sekolah, sama kayak dia.
Dan tanpa fikir panjang aku langsung kasih tau dia, kalo aku yang pake baju merah, soalnya hari ini aku pake baju warna merah. Akhirnya dia tau juga yang mana aku, sebenarnya sih aku agak malu tapi udah tanggung jadinya terima aja dah.
Semakin hari hubunganku dengan Azhari semakin dekat meskipun hanya sekedar teman biasa. Dan rasaku pun padanya semakin besar pula, hingga timbul angan-anganku yang ingin memilikinya.
Aku juga mulai memperlihatkan perhatianku padanya, hanya untuk memberi isyarat bahwa aku menyukainya.  Tapi aku tidak tau apakah dia sadar atau tidak, yang penting aku udah berusaha.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan hingga tiba saatnya aku mengetahui bahwa Azhari sudah mempunyai seorang kekasih. Meskipun agak sedikit sakit tapi aku berusaha untuk menahan perihnya. Aku benar-benar merasa kecewa, karena Azhari tidak pernah memberitahukan kepada ku bahwa hatinya sudah ada yang memiliki.
(di sekolah)
“Ri, kenapa kamu gak pernah cerita kalo kamu udah punya pacar?” suaraku dengan nada kecewa.
“kok kamu bisa tau kalo aku udah punya pacar?” jawab Azhari
“ada yang ngasih tau aku tadi, katanya kamu udah punya pacar. Selama ini aku fikir kamu belum punya pacar. Jujur aja ya aku sedikit kecewa sama kamu RiL” sambil menunduk.
“kok kamu gitu sih? Emangnya kenapa kalo aku punya pacar Cin?” nada bicara Azhari sedikit berubah.
“ndak ada kok lupain aja” (dalam hati)”duh aku salah ngomong ya,,, jangan sampai dia curiga, bisa-bisa dia besar kepala hmm”.
“kenapa bengong Cin? Kamu lagi mikirin apa sih? Tegur Azhari yang melihatku terdiam sejenak.
“gak ada apa-apa kok, aku Cuma lagi ngantuk aja, ea udah aku pulang duluan ya, bye” seraya meninggalkan tempat tersebut.
“bye juga”.
Keesokan harinya, aku mulai jarang menghubungi Azhari, mungkin karena masih sedikit kecewa. Tapi sepi juga sih rasanya kalo sehari aja gak smsan atau telponan sama dia. Hmmm udahlah aku gak mau ganggu pacar orang, biarin dah aku tunggu sampe dia putus sama pacarnya baru aku deketin lagi.
Dan hari-hari berikutnya aku semakin menghindar, mungkin dia sadar dengan sikapku yang tiba-tiba berubah.
“Cin kenapa kamu gak pernah keliatan sekarang? Sms juga jarang, lagi gak punya pulsa ya?” menanyaiku lewat pesan singkat.
Tapi aku tidak membalas pesan darinya.
(di kos)
“Cin, aku denger-denger Azhari udah punya pacar, gimana tu Cin? Tanya Widia
“gimana apanya Nis?” jawabku lemah.
“kamu kan suka sama si Azhari itu, apa kamu gak patah hati ternyata orang yang kam harapin selama ini udah punya pacar” balas Widia
“udahlah Wid aku capek ngomongin Azhari trus” beranjak dari tempat duduk kemudian menuju kamar.
“hahaha Cinta Cinta, kamu gak usah nyangkal dah aku udah tau kok perasaan kamu sekarang kayak gimana. Tenang aja Cin, besok kita cari yang lain” hibur Widia.
“jangan sok tau deh Wid, aku gak papa kok. Aku Cuma lagi ngantuk aja makanya lemes, ea udah dah aku mau tidur siang dulu. Ntar lok udah sore bangunin ea”.
“ea kalo sempat” sambut Widia
Sebenarnya sih aku gak ngantuk, aku paksain buat tidur tapi mataku rasanya . Tapi sekarang sudah berbeda, gairahku sudah hilang. Tega sekali Azhari itu membuat aku seperti ini tidak bisa terlelap. Kenapa bayangan Azhari aja yang terlintas di benakku. Hmmm semakin sakit rasanya, sampe-sampe gak terasa air mataku berlinang dan membasahi pipiku.
Hari-hariku sekarang semakin sepi dan dan dipenuhi kegelisahan. Rasanya nggak semangat datang ke sekolah. Gak seperti dulu pas aku masih dekat dengan Azhari, aku sangat antusias untuk berangakat lebih awal ke sekolah supaya bisa bertemu dengannya. Tapi aku tersadar, bukan Azhari yang salah tetapi aku. Aku yang mencintainya dan dia tidak mencintaiku, jadi dia tidak bersalah apabila dia bersama dengan orang lain.
Di pagi yang cerah aku berdiam diri di kelas, teman-tman semunya pada sibuk ngrumpi. Aku gak ikutan sama mereka, lasingan gak gairah sih. Lagi pengen menyendiri aja.
“tu kan mulai lagi dah” menggumam dalam hati.
“kenapa sih Azhari melulu, lama-lama bisa setres aku” gerutuku.
Untuk menghilangkan kejenuhan, aku coba buka buku. Sambil membolak-balik buku dan sekejap aku tertegun melihat sebuah tulisan yang tertera di pojok kanan salah satu lembaran buku tersebut. Di sana ku dapati tulisan “Azhari Love Cinta”. Aku jadi tambah bersedih melihat tulisan itu.
Kenapa aku begitu fanatic kepada Azhari?, pertanyaan itu yang selalu bersarang di otakku. Kadang-kadang aku merasa gelisah,kaku, aku bingung dengan keadaan ku sekarang ini. Tidak pernah seperti ini pada waktu sebelum-sebelumnya.
Dan setelah beberapa lama menghilang dari Azhari, kemudian aku muncul kembali. Rasanya aku tidak tahan lama-lama berjauhan dengannya. Meskipun aku masih dilanda rasa kekecewaan, tapi itu tidak bisa mengalahkan rasa rinduku pada Azhari.
Tapi kedatanganku hanya dianggap biasa oleh Azhari. Meskipun perih, aku tetap bersabar dan mencoba untuk dekat lagi dengannya. Dan setelah beberapa minggu kemudian, dia putus dengan pacarnya. Aku kaget, tapi bukan kaget karena ke simpati atas keadaannya Azhari, melainkan karena itu artinya pintu jalan yang selama ini tertutup bisa terbuka lagi dan berarti aku masih punya kesempatan untuk mendekatinya seperti dahulu.
Azhari terlihat sedih. Sepertinya dia masih begitu sayang sama pacarnya. Tapi kenapa mereka bisa putus??? Masalah apa yang tengah terjadi diantara mereka berdua??
“Ri, apa yang tengah kau fikirkan?. kenapa kau murung begitu?
“gak ada apa-apa kok Cin,aku cuma lagi bingung aja. Di mana letak salahku? Kenapa dia tiba-tiba berubah seperti ini. Aku tidak mengerti, atau mungkin aku memang tidak pantas untuknya? (menunduk)
“tidak Ri, kau itu orang baik, tampan, sopan, apa yang kurang darimu? Gadis itu bodoh, kenapa dia melepaskanmu begitu saja, padahal sangat  sulit bisa mendapatka orang sepertimu?”. Nada bicaraku semakin tinggi. “ Apa dia tidak tau seberapa besar perjuanganku untuk mendapatkan orang sepertimu, dan sekarang seenaknya saja dia melepaskanmu. Huh aku benar-benar iri” (oops, kelepasan)
“maksudmu??”dia melirik ke arahku.
(astaga) ”oh tidak-tidak, hanya saja……” (bingung) aduh sial aku gak tau harus ngomong apa.
“kamu kenapa Cin? Hanya saja apa? Kenapa kau tidak melanjutkannya? Azhari menyadari perubahan tingkahku.
(aku hanya terdiam dan menggelengkan kepala tanpa menjawab pertanyaannya Azhari)
“apa ada kata-kataku yang salah? Kenapa kamu diam? Tegur Azhari
“gak ada kok Ri” sambil menunduk.
Tiba-tiba gak terasa air mataku berjatuhan.
(dalam hati)
“astaga kenapa aku menangis. Jangan sampai Azhari melihat air mataku” sambil menggosok-gosok mata supaya air mataku yang mengalir hilang.
Tapi tidak ada gunanya karena Azhari telah mengetahui bahwa aku sedang menangis.
“Cinta?! Kenapa kau menangis” dengan nada sedikit terkejut.
“ceritakan masalahmu Cinta, jangan simpan dia sendiri. Itu akan membuat  batinmu tersiksa”
“aku mencintaimu Ri” aku mengatakannya meskipun aku tidak tau apa yang terjadi. Apakah dia menerima pengakuanku atau dia akan menjauhiku.
“apa?!” matanya terbelalak memandang ke arahku yang masih menangis.
“maaf  telah membuatmu kaget” aku terus menunduk dan tidak berani melihat tatapan matanya yang  tajam.
“apa yang kau bicarakan Cinta? Kenapa tiba-tiba begini, aku tidak mengerti apa maksudmu” nada bicara Azhari tiba-tiba berubah. Dan tatapannya semakin sinis.
“ah sudahlah kau tidak akan pernah mengerti” aku menhapus air mataku dan bangun dari tempat dudukku seraya pergi meninggalkan Azhari yang masih terlihat bingung.
“Cinta! Tunggu!” Azhari berlari ke arahku dan meraih tanganku.
“Cinta, aku memang tidak mengerti kenapa kau seperti ini. Tapi bukankah selama ini kita hanya berteman, aku tidak pernah menyangka kau akan berkata demikian”
“sejujurnya aku malu mengungkapkan hal ini tapi aku sudah tidak sanggup untuk memendamnya sendiri. Jadi aku putuskan untuk memberitahukannya padamu” sambil melepaskan genggaman tangan Azhari.
“maaf  Ri, aku harus pergi”.
Hari-hari berikutnya aku tidak pernah melihat Azhari. Apa yang terjadi padanya pun aku tidak tau. Tiba-tiba dia menghilang.
(berbisik dalam hati)
“kenapa Azhari tidak pernah muncul, apa karena kata-kataku waktu itu?”
(geleng-geleng kepala) ah tidak mungkin. 
Daripada penasaran aku memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu teman kelasnya.
“permisi kak!. Saya temannya Azhari, apa Azhari ada?” tanyaku, sedikit malu.
“owch kayaknya hari ini Azhari tidak masuk sekolah dik. Oya sudah hampir satu mingguan dia tidak masuk ekolah. Katanya teman-teman dia sakit” jawab kakak kelas itu.
“kalau bolah tau Azhari sakit apa kak?”
“nah, kalau yang itu sih saya kurang tau”
“ya dah kalau gitu terimakasih atas informasinya”
“sama-sama dik”.
Pantas saja Azhari tidak pernah kelihatan, ternyata dia sakit. Duh bagaimana ini, aku benar-benar khawatir sama dia. Aku kan tidak tau rumahnya mana mungkin aku bisa pergi menjenguknya.
Hmmm terpaksa harus sabar  aja dah. Aku akan menunggu sampai dia sembuh dan masuk sekolah. Dan setelah beberapa hari berlalu akhirnya dia keliatan. Rupanya dia sudah sembuh.
Aku melihat dia sedang duduk sendiri di bawah pohon tempat biasa kami sering bersama. Lalu aku menghampirinya.
“Ri” sapaku.
“eh, Cinta. Kamu ngagetin aja” sambil tersenyum.
Aku merasakan Azhari yang dulu sudah kembali. Senyumnya begitu ringan. Seperti tidak ada beban yang ditanggungnya.
J kok sendirian? Ntar kamu kesurupan, hehehe” godaku.
“kamu ini bisa aja Cin, mana mau  setan dekat-dekat sama aku. Kamu aja kali yang sering kesurupan”
“siapa bilang aku sering kesurupan. Ngarang kamu Ri, orang yang kayak kamu sih yang disenangi sama setan. Apalagi kalau setannya cewek, pasti doyan dekat-dekat sama kamu. Kamu kan orangnya ganteng, manis lagi” balasku.
“hahahay!!” terbahak-bahak.
“kok gitu banget sih ketawanya?” lirihku
“aku baru tau kalau Cinta ternyata pandai merayuJ” sambil mengerlingkan matanya.
“baru tau ya?. Ketinggalan info sih lu” mukaku sedikit memerah.
Aku menatap Azhari begitupun dia. Dan tak lama kemudian suasana kembali hening. Setelah sadar akan hal itu, aku langsung membalikkan pandanganku.
“Cinta, maaf atas sikapku beberapa hari yang lalu”
“tidak apa-apa Ri, aku ngerti kok. Saat itu kamu lagi ada masalah, eh aku malah nambah masalah kamu. Seharusnya aku yang minta maaf  Ri” jawabku.
“Cin aku gak nyangka bakalan kayak gini jadinya” nada bicaranya sangat rendah, suaranya terdengar samar-samar di telingaku.
“Cin, boleh aku nanya sesuatu gak?”
“apa yang mau kamu tanyain?” jawabku.
“tapi kamu harus janji ya, jangan tersinggung ”.
 “hmmm ya dah aku janji gak bakalan tersinggung” .
“gini Cin, aku Cuma mau tau aja. Sejak kapan sih kamu menyimpan perasaan terhadapku?”kata Azhari.
Astaga kenapa itu yang ditanyakan. Bagaimana aku harus menjawabnya, aku tidak sanggup membicarakan hal ini. Ujung-ujungnya pasti aku bakalan nangis.
“Cin! Kok malah melamun, tadi kan udah janji gak balkalan tersinggung”
“ndak kok, aku gak apa-apa. Aku suka sama kamu dari pertama kali ku liat kamu, sejak saat itu bayangan wajah kamu selalu hadir” jawabku.
“kok bisa??” Tanya Azhari.
“ya bisa aja sih Ri. Aku tergila-tergila sama senyum kamu” godaku.
“ah kamu ini aku jadi malu, hehehe”. “tapi Cin, sepertinya aku belum bisa menerima perasaan kamu sekarang. Soalnya aku masih menganggap kamu teman. Mungkin suatu saat aku bisa mempertimbangkannya. Kasih aku waktu ya, Cin”.
“kamu salah paham Ri, gak selamanya kita mencintai seseorang hanya untuk memilikinya. Kadang awalaupun kita cinta terhadap seseorang tapi belum tentu kita ingin memilikinya” jawabku.
“aku tidak  percaya dengan hal itu Cin. Menurutku, setiap kita mencintai seseorang tentu kita ingin memilikinya” sergah Azhari.
Aku kembali terdiam. Aku tidak tau harus berkata apa.
“Cinta, maaf  jika aku membuatmu tersinggung. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu” dengan rasa bersalah.
“gak apa-apa kok Ri, ya sudah aku mau masuk dulu. Ntar keburu guru datang” jawabku dan berlalu.
(satu minggu kemudian)
Di bawah pohon yang sama aku melihat Azhari duduk sendiri.
“Ri, sendiri aja. Gak ke kantin?” tanyaku. Hanya bermaksud untuk menyapa.
“gak Cin. Duduk sini, ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu” sambil mempersilahkan aku duduk.
“emang apa yang mau kamu omongin Ri?” aku sedikit deg-degan.
“setelah aku pikirkan mateng-mateng. Aku mau Cin”.
“maksud kamu apa sih? Aku gak ngerti apa yang kamu omongin?” jawabku dengan sedikit bingung.
“kamu mau gak jadi pacarku Cin?” Tanya Azhari sambil meraih jemariku.
“kenapa??” aku semakin bingung.
Aku bingung dan kaget mendengar kata yang diucapkan Azhari barusan. Tiba-tiba air mataku menetes, dan tidak lama kemudian mengalir sangat deras. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, dadaku terasa sesak. Kanapa begini? Apa yang harus aku katakana pada Azhari.
“Cin! Kamu kok nangis?!” sambil mengusap air mataku. “apa ada yang salah dengan kata-kataku Cin?”
“kenapa Ri? Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu?. Bukankah selama ini kamu hanya menganggapku teman. Lalu apa maksudmu mengajakku pacaran. Apa karena rasa kasihan? Aku tidak membutuhkan belas kasihmu Ri, aku akan menunggu sampai kamu mencintaiku. Dan saat ini kamu belum mencintaiku, jadi aku tidak bisa Ri” jawabku sambil terisak-isak.
“aku tidak bermaksud begitu Cin, aku tulus mengajakmu pacaran. Bukan karena rasa kasihan seperti apa yang kamu katakana tadi. Memang benar ku belum bisa mencintaimu sekarang, tapi aku ingin mencoba mencintaimu. Aku kan menjagamu Cin” jelas Azhari.
“aku bingung Ri, aku tidak  tau harus bagaimana sekarang” jawabku.
“baiklah, aku tidak memaksamu, aku akan menunggu sampai kau siap”.
Malam harinya, aku tidak bisa tertidur. Kata-katanya Azhari masih terngiang di telingaku seolah tidak  ingin beranjak. Aku masih bingung kenapa tiba-tiba Azhari berubah? Apakah dia tulus atau hanya karena rasa kasihannya terhadapku sehingga dia mengajakku pacaran.
Setelah beberapa hari aku fikirkan, akhirnya aku memutuskan untuk menerima ajakannya. Dan semenjak  saat itu aku dan Azhari menjalin hubungan.
Setiap hari aku bertemu dengannya, baik di sekolah maupun di rumah. Rasanya sepi kalau satu hari saja tidak bertemu atau saling kontek-kontekan. Itu yang membuat aku menjadi ketergantungan kepada Azhari. Tidak ada sedikitpu waktuku untuk memikirkan orang lain, seluruh pikiran ku pusatkan hanya kepadanya sehingga aku menjadi overprotektif. Aku terlalu takut kehilangan, ini sebenarnya yang selama ini aku waspadai, ingin memilikinya tapi tidak siap untuk kehilangan, seharusnya aku siap menanggung  segala resiko yang akan ku hadapi.
Huuh bingung dah aku. Semoga saja apa yang aku takutkan tidak pernah terjadi, aku tau setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Aku tidak keberatan apabila putus dengan Azhari tapi hanya satu harapanku, semoga dia tidak pernah melupakan diriku meskipun suatu saat dia tidak bersamaku lagi. Setidaknya dia masih mengingatku sebagai seorang teman.
(handphone bordering)
Owch rupanya ada message yang masuk di inbox ku, siapa ya.
Jternyata Azhari, sudah ku duga hehehe senang sekali rasanya.
Message:
Azhari : “hai Cin!”
Aku      : “ya, ada apa Ri?”
Azhari : “gak ada sih, Cuma mau nyapa aja kok. Kamu lagi apa sekarang”
Aku     : “lagi ngejain tugas nih”.
Azhari : “owch. Emang tugas apaan sih?
Aku      : “kejuruanku Ri”.
Azhari : “hmmm gak bisa ketemu donk, oya ntar sore ada waktu gak?”
Aku      : “kayaknya sih ada kalau tugas ni selesai sekarang, emang  mau ngapain?”.
Azhari : “mau ngajak kamu kencan. Mau gak?”.
Aku      : “ ya jelas sih mau, ya udah dah aku selesaiin tugas ini dulu ya biar ntar sore bisa pergi. Bye”.
Azhari : “Bye juga. ya nanti sore aku jemput ke kosmu”.
Wah senangnya Azhari ngajak aku kencan, jarang-jarang lho dia kayak gini heheJ aku bahagia banget dengarnya.
(sore harinya)
Azhari : “tok tok tok!! Cinta!” sambil mengetuk pintu kosku.
Aku      : “ ya Ri tunggu bentar” bersiap-siap. “udah, ayo pergi. Oya tapi kita pergi kemana?”.
Azhari : “ntar kamu juga tau sendiri kok”.
Lalu kami berangkat menuju ke tempat yang dimaksudkan Azhari. Setelah sampai di sana kami duduk di bawah pohon rindang dekat bendungan. Sambil ngobrol-ngobrol, suasananya enak sekali hembusan angin yang begitu sejuk menimbulkan kesan harmoni.
Esok harinya aku tidak melihat keberadaan Azhari di sekolah, sepertinya harai ini dia tidak masuk. aku mengiriminya sebuah pesan singkat, menanyakan kabarnya dan apa penyebab dia tidak masuk sekolah. Tapi syang pesanku sepertinya tidak sampai, karena handphonenya dalam keadaan tidak aktif. Huh menyebalkan sekali kenapa nomernya pake gak aktif segala. Aku menunggu samoai beberapa jam lalu aku kembali  menghubungi nomer handphonenya Azhari, api tetap saja tidak aktif. Aku semakin kesal.
Setelah lewat satu hari belum menghubungi Azhari. Gara-gara kemarin aku tidak mau menghubunginya lebih dulu, biarin aja dia yang menghubuniku terlebih dahulu. Tapi selang beberapa hari dia belum menghubungiku juga, apa sebenarnya yang terjadi? Aku benar-benar khawatir sama dia.
Hingga aku putuskan untuk menunggu selama dua minggu dulu, apabila dia tetap tidak ada kabar baru aku akan menghubunginya.
¾waktu terus berjalan, hingga sampai dua minggu lamanya, dan di saat itu Azhari belum juga memberikan kabar. Mau tidak mau aku harus menghubunginya duluan. Setelah aku telpon ternyata nomer handphonenya aktif.
(percakapan di telpon)
Aku       : “kok ngilang Ri?” bertanya dengan nada sinis.
Azhari  : “maaf Cin, aku gak bermaksud buat ngilang. Aku Cuma lagi nggak punya pulsa makanya gak pernah hubungi kamu. Kamu pasti khawatir ya sama aku?” sambil tertawa kecil.
Aku        : “ih siapa bilang aku khawatir, GR kamu Ri. Aku malah kesel sama kamu, kenapa waktu itu nomer kamu gak aktif?(sok marah, padahal gak). Kamu sengaja ya mau bikin aku marah?!” sambil cemberut.
Azhari  : “nggak kok Cin, waktu itu batre handphone aku habis jadinya dak aktif, mana pengecasnya ketinggalan di kos lagi. Jadinya hp ku mati selama beberapa hari” bikin alas an.
Aku     : “banyak alasan kamu. Trus kenapa pake acara gak masuk sekolah segala? Gak takut di skors apa?” mukaku tambah memerah semakin emosi.
Azhari   : “gak usah marah-marah dulu Cin, kamu ini kenapa sih curigaan banget sama aku. Aku tu udah minta surat izin dua minggu setengah gak masuk sekolah, soalnya aku lagi mengikuti pelatihan kejuruan ke luar daerah. Masih mau marah-marah??”
Aku        : “bilang ke dari tadi biar gak bikin orang lain emosi” menyembunyikan rasa malu
Azhari : ”lah, kamu lasing ndak ngasih aku kesempatan buat jelasin tiap aku ngomong, belum selesai udah di potong gimana kita mau bilang” dengan nada sedikit mengejek.
Aku      : “ya dah iya, aku yang salah. Trus kapan donk kamu balik, udah lama dak ketemu. gak kasian apa sama aku?”
Azhari : “kamu tenang aja Cinta, besok aku udah mulai masuk sekolah kok. Jadi kita bisa ketemu” gumam Azhari.
Aku      : “wah asik dong akhirnya bisa ketemu lagi. Ya sudah sampai ketemu besok ya. Bye”. Sambungku.
Azhari : “bye juga Cinta”.
Keesokan harinya kami bertemu di sekolah, ngobrol-ngobrol sambil minum es, asik bener heheheJ.
 Azhari : “Cin, ada yang aku mau kasih tau kamu. Tapi jangan marah ya?”ujar Azhari.
Aku       : “apa itu Ri?”sambil menunggu kata yang keluar dari mulut Azhari.
Azhari : “Aku di suruh berhenti ngekos oleh orang tuaku” memandang ke arahku
Aku       : “apa?!” terkejut. “kok gitu? Kenapa mereka tiba-tiba berhenti ngekos?” sedih.
Azhari : “aku juga gak tau Cin. Berati kita kan terpisah jauh”
Aku       : “aku gak mau pisah sama kamu Ri” menunduk.
Azhari : “aku juga Cin, tapi mau bagaimana lagi aku sudah menolak tapi kedua orangtua ku memaksa, aku juga gak tau apa asalan mereka memberhentikan aku ngekos” sambung Azhari.
Aku       : “ya sudah gak apa-apalah yang penting kita tetap saling kontek-kontekan” aku berusaha merelakan meskipun agak berat.
Selang  beberapa minggu, Azhari akhirnya meninggalkan kos-kosan tersebut. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kedua orangtuanya pasti aku sangat kesepian karena kami akan jarang bisa bertemu.
Ternyata memang benar hari-hariku sepi sekali rasanya, dan kadang di sekolah juga jarang aku bisa bertemu dengan Azhari. Gak tau kenapa, aku merasakan hubungan kami semakin renggang. Mungkin karena di rumah Azhari disibukkan dengan pekerjaan makanya dia jarang bisa menghubungiku.
Hari sudah larut tapi sampai sekarang tidak ada satupun pesan yang masuk ke nomer handphoneku, padahal biasanya sesibuk apapun dia pasti dia menyempatkan untuk mengirimiku pesan meskipun hanya sekali.
Keadan ini terus berlanjut hingga menginjak bulan kedua. Rasanya aku sudah tidk tahan lagi, jarakku dengan Azhari begitu jauh. Sesekali aku ingin menemuinya di sekolah tapi selalu saja dia edang sibuk di bengkel(kebetulan Azhari mengambil jurusan otomotif). Jadinya gagal dah niatku.
Aku berusaha untuk bertahan, aku tidak ingin bertindak bodoh dengan mengamil keputusan yang tidak seharusnya. Meskipun aku merasakan keacuhan Azhari terhadap diriku, aku tetap menganggapnya sebagai ujian cinta yang hanya sesaat.
 Hingga tibalah saatnya, kesabaranku sudah tidak bisa ditolerir. Aku menayakan perihal hubunganku dengan Ahari ketika kami tidak sengaja berpapasan saat berada di  sekolah.
Aku       : “Ri, ada yang mau aku omongin sama kamu, bisa kan?”
Azhari : “ya bisa sih Cin, oya maaf ya akhir-akhir ini aku gak pernah menghubungi kamu. Aku benar-benar sibuk Cin”gumam Azhari
Aku     : “itu yang aku mau bahas sekarang sama kamu Ri. Aku bingung kenapa kamu sepertinya berubah sekarang, apa ada yang salah denganku?”
Azhari : “ bukannya gitu Cin, aku gak merasa berubah seperti apa yang kamu bilang barusan. kan aku udah jelasin tadi alasanku”
Aku       : “nggak. Alas an itu gak cukup buat aku, selama ini sesibuk apapun kamu, tapi kamu masih bisa meluangkan waktumu untuk menghubungiku. Tapi se karang? Liat Ri, bagaimana dengan yang sekarang. Kamu benar-benar berubah, aku udah berusaha untuk ngertiin keadaan kamu tapi apa yanga ku dapat? Kamu malah semakin tak menghiraukanku. Apa aku udah nggak berarti lagi buat kamu?!” tanpa sadar emosiku meluap dan hampir saja aku meneteskan air mata.
Azhari : “kok kamu ngomong gitu sih Cin?” lirih Azhari
Aku      : “emang benarkan? Gini aja dah, mungkin untuk saat ini kamu gak mau di ganggu karena kamu sibuk. Aku gak kan maksa kamu buat ngikutin kemauan ku. Biar kamu kamu gak ngerasa tergangu lebih baik untuk sementara waktu kita pisah aja dulu” jelasku
Azhari : “kalau emang itu yang kamu mau aku akan turuti” Azhari langsung menyetujui keputusanku tanpa meresa bersalah. Aku sangat kecewa mendengar jawabannya.
Aku        : “ya dah aku pergi dulu” aku langsung pergi meninggalkan tempat tadi.
Setelah kejadian itu, hatiku rasanya semakin sakit. Aku tidak menyangka Azhari langsung menyetujuinya begitu saja. Hatiku benar-benar perih tiap mengingat kata-katanya itu.
Setelah beberapa bulan kami berpisah, aku mempunyai teman baru. Dan setelah lama berteman akhirnya dia mengajakku pacaran, sebenarnya aku tidak mempunyai prasaan apa terhadap anak tersebut sebab hatiku hanya ku simpan untuk  Azhari. Tapi aku tidak memberitahukan kepada pacarku bahwa ada orang lain di hatiku.
Disaat aku sudah mulai merasa nyaman dengan pacarku yang sekarang tiba-tiba saja Azhari kembali ke kehiduapanku dan menanyakan tentang perasaa yang ku janjikan dulu sebelum kami putus hubungan(“Ri,meskipun sekarang kita brpisah tapi perasanku ini akan tetap ku simpan untukmu. Jadi kapanpun kau membutuhkan ku datanglah karena cintaku tetap ada untukmu” itulah kata-kata yang terucap dari mulutku saat kami akan berpisah).
Tapi aku tidak enak hati untuk menghianati pacarku jadi aku memberitahukan semuanya pada Azhari. Azhari hanya mengatakan “tak apa lah mungkin kita belum di takdirkan untuk bersatu kembali”.
Tuhan kenapa hatiku begitu perih mendengarnya. Aku merasakan nada kecewa yang terkandung dalam kat-kata Azhari. Aku menyesal telah membiarkan orang lain mendekatiku dan enjalin hubungan dengannya. Selama ini aku selalu menantikan kehadiran Azhari, tetapi kenapa dia datang diwaktu yang tidak tepat.
Semakin lama aku berhubungan dengan orang lain, batinku semakin tersiksa. Aku tidak sanggup begini terus. Lalu aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan pacarku. Untung saja dia mengerti keadanku. Dia merelakanku.
Tidak tau mangapa hatiku rasanya kembali berbunga-bunga mengingat aku sudah terlepas dari beban ini. Dan aku siap untuk bertemu denga Azhari.
Tapi sayang, semunya tidak sama seperti yang kubayangkan. Saat mendengar Azhari sudah mempunyai kekasih lain, harapan yang tadinya sudah aku rangkai seindah mungkin dengan sekejap hancur berkeping-keping. Seakan-akan aku tidak merasakan  tanah yang tempat aku berpijak . hatiku hancur bersama dengan cintaku.
Belum sempat aku menemui Azhari, aku mendengar kabar itu dari sahabatnya. Rasanya aku tidak sanggup lagi mendengar nama Azhari.
Malam harinya, aku tidak bisa tidur. Bantal tempat aku melabuhkan kepala basahkarena air mataku. Aku terus-terusan menangis seakan-akan tidak percaya dengan apa yang tengah aku dengar tadi pagi. Rasanya seperti kehilangan harta yang sangat berharga, bahkan lebih dari itu.
Hari-hariku kini sepi harapan bisa kembali bersama Azhari sudah pupus. Aku putus asa, dan juga benci terhadap diriku sendiri. Andai saja waktu itu aku tidak pacaran dengan orang lain tentu aku sudah baghagia sekarang bersama Azhari. Tapi akenapa aku begitu bodoh, aku tidak berfikir dahulu sebelum mengambil keputusan. Tapi percuma disesali tidak ada gunanya. Aku hanya bisa berharap semoga Azhari bahagia bersama pacarnya.
Meski aku tidak bisa mendapatkan Azhari kembali, aku sudah cukup bahagia setidnya dia pernah menjadi milikku meskipun hanya sesaat.
“TERIMAKASIH TUHAN ATAS CINTA DAN KEBAHAGIAAN YANG TELAH KAU ANUGERAHKAN KEPADAKU”.


                                                                                     
                                                                                      ~SELESAI~

lia. Diberdayakan oleh Blogger.

kursor

Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme